Berkhidmat pada Alquran




Dalam banyak kesempatan, saya sering menyampaikan, bahwa ada sekian hal yang harus kita lakukan dalam berinteraksi dengan Alquran. Paling tidak, ada lima hal yang harus kita dawamkan, kerjakan sebagai wujud khidmat kepada Alquran. Yakni membaca, menghafal, mempelajari, mengamalkan serta menyampaikannya.


Sebelumnya, kita sudah memahami bahwa Alquran adalah pedoman dan petunjuk hidup manusia. Ibarat sebuah kereta api, maka relnya sudah paripurna di dalam Alquran. Maka, tidak perlu mencari petunjuk atau pegangan selain Alquran. Cukuplah dengan firman-firman Allah ta’ala di dalam Alquran untuk kita jadikan petunjuk hidup.

Dari firman-firman Allah ta’ala tersebut, kita akan mendapati untuk taat kepada Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam, yang kita kenal dengan As-Sunnah. Dan seluruh lini kehidupan manusia dari segala aspek, sudah Allah ta’ala sediakan seperangkat aturan sempurna di dalam Alquran. Sehingga berkhidmahlah kepada Alquran, agar tidak tersesat, dan selamat di akhirat.

***

Berkhidmat kepada Alquran adalah ketika kita mampu mencintai Alquran sepenuhnya. Saya mempunyai pedapat sendiri, apa yang disebut mencintai Alquran sepenuhnya adalah ketika kita melaksanakan lima hal sebagaimana disampaikan di awal. Yakni, interaksi yang harus kita dawamkan dan laksanakan secara istiqamahkan kepada Alquran.

Membacanya (tilawah, tadarrus, tartil)

Allah ta’ala berfirman: “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah (Alquran) dan melaksanakan shalat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepadanya dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perdangan yang tidak akan rugi. Agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.” (TQS. Fathir: 29-30)

Dari Abi Amamah Al-Bahiliy radhiyallahu ‘anhu, ia berkata aku mendengar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bacalah Alquran karena sesungguhnya Alquran pada hari kiamat akan menjadi syafa’at bagi pemilik (ashaab Alquran/pembaca dan lainnya) Alquran.” (HR. Muslim)

Dari ‘Abdullah ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa telah bersabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, “Barangsiapa yang membaca satu ayat dari kitab Allah (Alquran) baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan semisal dengan sepuluh kebaikan. Aku tidak mengatakan bahwa Alif Lam Mim itu satu huruf. Akan tetapi Alif itu satu huruf, Lam itu satu huruf, dan Mim itu satu huruf.” (HR. At-Tirmidzi)

Dari Tamim Ad-Dariy radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, tetah bersabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, “Barangsiapa yang membaca 100 ayat pada malam hari, maka tercatat baginya pahala (beribadah) sepanjang malam (qunuutu lailaitin).” (HR. Ad-Darimi)

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anhaa, ia berkata, telah bersabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, “Orang-orang yang mahir (baik) dalam membaca Alquran ia akan bersama para malaikat yang mulia, dan orang-orang yang membaca Alquran dan ia terbata-bata dalam membaca, dan sulit membedakan antar huruf, maka baginya dua kebaikan.” (HR. Muslim)

Menghafalnya (tahfizh)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam mengecek kemampuan membaca dan hafalan Alquran mereka. Setiap orang di antara mereka ditanya sejauh mana hafalan Alquran-nya. Kemudian seseorang yang paling muda ditanya oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, “Berapa banyak Alquran yang telah engkau hafal, hai Fulan?” Ia menjawab, “Aku telah menghafal surah ini dan surah ini, serta surah Al-Baqarah.” Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam kembali bertanya, “Apakah engkau hafal surah Al-Baqarah?” Ia menjawab, “Betul.” Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Pergilah dan engkau menjadi ketua rombongan itu!” Salah seorang dari kalangan mereka yang terhormat berkata, “Demi Allah, aku tidak mempelajari dan menghafal surah Al-Baqarah semata karena takut aku tidak dapat menjalankan isinya.” Mendengar komentar itu, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Pelajarilah Alquran dan bacalah, karena perumpamaan orang mempelajari Alquran dan membacanya, adalah seperti tempat bekal perjalanan yang diisi dengan minyak misik, wanginya menyebar ke mana-mana. Sementara orang yang mempelajarinya kemudian dia tidur–dan dalam dirinya terdapat hafalan Alquran- adalah sepeti tempat bekal perjalanan yang disambungkan dengan minyak wangi misik.” (HR. At-Tirmidzi)

Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Penghafal Alquran akan datang pada Hari Kiamat, kemudian Alquran akan berkata, “Wahai Tuhanku, bebaskanlah dia, kemudian orang itu dipakaikan mahkota karomah (kehormatan). ”Alquran kembali meminta, “Wahai Tuhanku tambahkanlah, maka orang itu dipakaikan jubah karamah.” Kemudian Alquran memohon lagi, “Wahai Tuhanku ridhailah dia, maka Allah meridhainya.”Dan diperintahkan kepada orang itu, “Bacalah dan teruslah naiki (derajat-derajat syurga), dan Allah menambahkan dari setiap ayat yang dibacanya tambahan nikmat dan kebaikan.” (HR. At-Tirmidzi)

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jumlah tingkatan-tingkatan surga sama dengan jumlah ayat-ayat Alquran. Maka tingkatan surga yang di masuki oleh penghafal Alquran adalah tingkatan yang paling di atas, dimana tidak ada tingkatan lagi sesudah itu.” (HR. Ahmad)

Dari Buraidah Al-Aslami, ia berkata bahwasanya ia mendengar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda. “Pada hari kiamat nanti, Alquran akan menemui penghafalnya ketika penghafal itu keluar dari kuburnya. Alquran akan berwujud seseorang dan ia bertanya kepada penghafalnya, “Apakah Anda mengenalku?” Penghafal tadi menjawab, “Saya tidak mengenal kamu.” Alquran berkata, “Saya adalah kawanmu, Alquran yang membuatmu kehausan di tengah hari yang panas dan membuatmu tidak tidur pada malam hari."

Sesungguhnya setiap pedagang akan mendapat keuntungan di belakang dagangannya dan kamu pada hari ini di belakang semua dagangan. Maka penghafal Alquran tadi diberi kekuasaan di tangan kanannya dan diberi kekekalan di tangan kirinya, serta di atas kepalanya dipasang mahkota perkasa. Sedang kedua orangtuanya diberi dua pakaian baru lagi bagus yang harganya tidak dapat dibayar oleh penghuni dunia keseluruhannya. Kedua orangtua itu lalu bertanya, “Kenapa kami diberi dengan pakaian seperti ini? ”Kemudian dijawab, “Karena anakmu hafal Alquran.” Kemudian kepada penghafal Alquran tadi diperintahkan, “Bacalah dan naiklah ke tingkat-tingkat surga dan kamar-kamarnya.” (HR. Ahmad)

Mempelajarinya (tadabbur, ta’allum)

Dari Hajjaj bin Minhal dari Syu’bah dari Alqamah bin Martsad dari Sa’ad bin Ubaidah dari Abu Abdirrahman As-Sulami dari Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Alquran dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari)

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa yang membaca Alquran, mempelajarinya dan mengamalkannya, maka dipakaikanlah mahkota dari cahaya pada Hari Kiamat, cahanya seperti cahaya matahari, kedua orang tuanya dipakaikan dua jubah (kemuliaan), yang tidak pernah didapatkan di dunia, keduanya bertanya, “Mengapa kami dipakaikan jubbah ini?” Dijawab, “Karena kalian berdua memerintahkan anak kalian untuk mempelajari Alquran.” (HR. Al-Hakim)

Mengamalkannya (tahkim)

“Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku (Alquran), maka sungguh, dia akan menjalani kehidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada Hari Kiamat dalam keadaan buta.” (TQS. Thaha: 124)

“Kemudian kamu membunuh dirimu (saudaramu sebangsa) dan mengusir segolongan daripada kamu dari kampung halamannya, kamu bantu membantu terhadap mereka dengan membuat dosa dan permusuhan; tetapi jika mereka datang kepadamu sebagai tawanan, kamu tebus mereka, Padahal mengusir mereka itu (juga) terlarang bagimu. Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al kitab dan ingkar terhadap sebahagian yang lain? Tiadalah Balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat.” (TQS. Al-Baqarah: 85)

“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (TQS. Al-Baqarah: 208)

Menyampaikannya (tabligh)

“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang menyerah diri?" (TQS. Fushsshilaat: 33).

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (TQS. An-Nahl: 125).

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Alquran dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari)

***

Semoga kita selalu berkhidmat kepada Alquran. Menjadikan Alquran ada dalam hati, lisan dan perbuatan kita. Sehingga kita semua termasuk hamba-Nya yang beruntung, kelak dapat berjumpa dengan Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wa sallam, serta berkumpul bersama dengan orang-orang yang kita kasihi di syurga-Nya. Aamiin.


*) Direktur Lembaga Pembelajaran dan Pengamalan (LPPQ) Alquran Yogyakarta

Sumber Artikel dan berita :
أحدث أقدم