Sejarah Qurban Idhul Adha: Meneladani Kisah Nabi Ibrahim as. dan Nabi Ismail as.

    Sejarah selalu menorehkan kisah kisah heroik yang penuh dengan makna dan hikmah yang tiada habisnya. salah satunya kisah Nabi Ibrahim as. yang harus mengkorbankan putranya yaitu Nabi Ismail as. berawal dari kisah Nabi Ibrahim yang dibakar hidup hidup oleh raja Namrud dan anak buah nya. Namun, Nabi Ibrahim adalah seorang nabi utusan Allah yang mempunyai mukjizat. Allah lah yang memerintahkan api tersebut menjadi dingin. 

    Dalam perjalanan hijrahnya, Nabi Ibrahim bertemu dengan Siti Hajar dan dikaruniai seorang putra bernama Nabi Ismail as. yang kelak suatu saat dia diangkat menjadi seorang Nabi. Perjalanan hidup Nabi Ibrahim as. terus berlanjut hingga suatu ketika Nabi Ibrahim bermimpi untuk menyembelih dan mengkurbankan anaknya yang tersayang. 

    Kala itu, Nabi Ibrahim as sempat bingung dalam menyikapi mimpinya, kemudia ia memohon kepada Allah untuk diberikan petunjuknya yang benar. Malam kian larut dan mimpi itu kembali muncul hingga ketiga kalinya. Akhirnya, Nabi Ibrahim meyakini bahwa mimpi tersebut benar benar harus dilaksanakan. 

    Perbincangan yang panjang menyisihkan isak tangis diantara keduanya.Nabi Ibrahim tidak kuasa menahan air mata nya yang kian mengalir deras di setiap sudut mata. Nabi Ibrahim as adalah sosok yang sangat taat akan perintah Allah sehingga ia harus mengkurban anaknya sendiri. Akan tetapi inilah bentuk manifestasi seorang hamba kepada Tuhannya.  

    Dengan linang air mata yang masih deras, Nabi Ibrahim mengambil sebuah pisau yang sangat tajam dan meletakkannya di leher Nabi Ismail as. Namun, kejabaikan datang dari Allah, pisau tersebut tidak berfungsi sama sekali, bahkan tidak memberikan bekas pada leher Nabi Ismail. Kemudian turun lah Firman Allah dalam QS. As-Saffat ayat 104-108 

 "Lalu kami panggil dia, "Wahai Ibrahim! Sungguh, engkau telah membenarkan mimpi itu." sungguh, demikianlah kami memberi balasan kepada orang-orang berbuat baik. sungguh ini benar-benar suatu ujian yang nyata. kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. kami abadikan untuk Ibrahim dikalangan orag-orang yang datang kemudian."

    Demikianlah kisah heroik dan penuh makna yang terjadi pada Nabi Ibrahim as. dan putranya. ketika keimanan sesorang sudah melekat pada hatinya, ia mampu mematahkan segala ketidak mungkinan itu dan keimanan itulah lebih diutamakan dari pada semuanya. 



أحدث أقدم