( Kegitan Tadarus Alquran Setiap Malam di Bulan Ramadhan 1439H di Mushallah Nurul Falah )
Oleh Admin;
Ramadhan, bulan yang selalu
dirindukan kehadirannya oleh setiap Muslim. Bulan yang sangat sarat dengan amal
kebajikan dan pahala yang melimpah. Bahkan, ada yang menyebutnya sebagai bulan
panen raya. Pada bulan ini, segala amal kebajikan pahalanya dilipatgandakan,
sepuluh sampai tujuh ratus kali lipat.
Sabda Nabi SAW., “Semua amalan anak Adam
akan dilipatgandakan (balasannya) : satu kebaikan akan dibalas dengan sepuluh
sampai tujuh ratus kali lipat.” Allah berfirman,”Kecuali puasa, sesungguhnya ia
untuk-Ku, dan Aku yang langsung membalasnya. Hamba-Ku telah meninggalkan
syahwat dan makanannya karena Aku.” (HR. Muslim)
( Tadarus Ibu -ibu setiap Hari setelah Sholat Subuh di Mushallah Nurul Falah, in Ramadhan 1439H)
Di antara amal kebajikan yang sangat dianjurkan dilakukan di
bulan Ramadhan adalah tadarus Al-Quran. Tadarus Al-Quran berarti membaca,
merenungkan, menelaah, dan memahami wahyu-wahyu Allah SWT yang turun pertama
kali pada malam bulan Ramadhan (QS. Al-Baqarah : 185) Dengan tadarus Al-Quran,
kandungan hikmah yang termuat dan terkumpul di dalam Al-Quran dapat menjadi
kompas penunjuk jalan menuju kebenaran.
Malaikat Jibril menyimak tadarus Al-Quran Rasulullah setiap
bulan Ramadhan. Utsman bin Affan biasa mengkhatamkan tadarus Alquran setiap
hari sekali. Imam Syafii mengkhatamkan tadarus Al-Quran sebanyak enam puluh
kali di bulan Ramadhan, Al-Aswad setiap dua hari sekali, Qatadah setiap tiga
hari sekali, serta tiap malam pada sepuluh malam akhir bulan Ramadhan.
Subhanallah.
Terkait larangan Nabi SAW. mengkhatamkan Al-Quran kurang
dari tiga hari, Al-Hafidz Ibnu Rajab Al-Hambali berkata, “Sesungguhnya larangan
dari Nabi SAW. untuk mengkhatamkan Al-Quran kurang dari tiga hari berlaku jika
dilakukan secara rutin. Adapun untuk waktu-waktu yang utama, seperti bulan
Ramadhan, lebih-lebih pada malam-malam Lailatulkadar, atau di tempat-tempat
yang dimuliakan, seperti di Mekah bagi orang yang memasukinya, selain
penduduknya, adalah disunahkan untuk memperbanyak tadarus Alquran. Hal itu dalam
rangka mencari keutamaan waktu dan tempat tersebut. Inilah pendapat Imam Ahmad,
Ishak, dan yang lainnya.” (Raghib As-Sirjani dan Muhammad Al-Muqaddam dalam
bukunya Madrasah Ramadhan)
Al-Quran disebut sebagai “Ma`dubatullah” (hidangan Allah
SWT.), sebagaimana sabda Rasulullah SAW., “Sesungguhnya Al-Quran ini adalah
hidangan Allah, maka kalian terimalah hidangan-Nya itu semampu kalian.” (HR.
Hakim)
Sungguh, Al-Quran merupakan suatu hidangan yang tidak pernah
membosankan. Semakin dinikmati, semakin bertambah pula nikmatnya. Oleh karena
itu, setiap orang yang mempercayai Al-Quran akan semakin bertambah cinta
kepadanya, cinta untuk membacanya, mempelajarinya, menghafalkannya,
memahaminya, mengamalkannya, dan mengajarkannya.
Tidak heran, jika Rasulullah SAW. menganjurkan umatnya untuk
senantiasa bertadarus Al-Quran. Ada banyak keutamaan dalam tadarus Al-Quran.
Pertama, menjadi sebaik-baiknya manusia. Tidak ada manusia
yang lebih baik daripada orang yang mau belajar dan mengajarkan Alquran. Oleh
karena itu, profesi pengajar Al-Quran – jika dimasukkan sebagai profesi –
adalah profesi terbaik di antara sekian banyak profesi. Sabda Nabi saw.,
“Sebaik-baik kamu sekalian adalah yang mempelajari Al-Quran dan
mengajarkannya.” (HR. Bukhari)
Kedua, memperoleh kebaikan berlipat.
Sabda Nabi SAW.,
“Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Kitab Allah, maka baginya satu
kebaikan, dan setiap kebaikan dibalas dengan sepuluh kebaikan. Saya tidak
mengatakan Alif Lam Mim itu satu huruf, tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf,
dan Mim satu huruf.” (HR. Tirmidzi)
Ketiga, memberi syafaat di hari kiamat. Sabda Nabi SAW.,
“Bacalah olehmu Al-Quran karena sesungguhnya Al-Quran itu akan datang pada hari
kiamat sebagai pemberi syafaat bagi pembacanya.” (HR. Muslim)
Keempat, dikumpulkan di surga bersama para Malaikat. Sabda
Nabi SAW., “Orang yang mahir membaca Al-Quran kelak (mendapat tempat di surga)
bersama para malaikat yang mulia lagi taat. Sementara orang yang kesulitan dan
berat jika membaca Al-Quran, maka ia mendapatkan dua pahala.” (HR. Bukhari dan
Muslim)
Kelima, mengangkat derajat. Nabi SAW. bersabda,
“Sesungguhnya Allah akan mengangkat derajat beberapa kaum dengan Alkitab
(Al-Quran), dan Ia akan merendahkan derajat suatu kaum yang lain dengannya.”
(HR. Muslim)
Keenam, menjadi pembeda. Sabda Nabi SAW., “Perumpamaan orang
mukmin yang membaca Al-Quran seperti buah limau yang harum baunya dan lezat
rasanya. Perumpamaan orang mukmin yang tidak suka membaca Al-Quran seperti buah
kurma yang tidak berbau, tetapi rasanya manis. Perumpamaan orang munafik yang
membaca Al-Quran seperti buah yang harum baunya, tetapi rasanya pahit. Dan
perumpamaan orang munafik yang tidak membaca Al-Quran seperti buah handhalah
yang tidak ada baunya dan rasanya pahit.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Tadarus Al-Quran merupakan amalan mulia yang dianjurkan Nabi
saw., terutama pada bulan Ramadhan. Untuk itu, jangan biarkan bulan Ramadhan
kali ini berlalu tanpa tadarus Al-Quran.
Wallahualam.***
[Ditulis oleh IMAM NUR SUHARNO, pengurus MUI. Maniskidul dan
Korps Mubaligh Husnul Khotimah, Kuningan, Jawa Barat. Disalin dari Harian Umum
“PIKIRAN RAKYAT” Edisi Jumat (Pon) 13 Agustus 2010 dari kolom “RENUNGAN JUMAT”]
–
Sumber
http://puasaramadhan2011.blogspot.com/2011/06/keutamaan-tadarus-al-quran.html#sthash.bFRK7pLw.dpuf